Hidup memang tidak pernah lepas dari yang namanya cobaan, hanya bisa menerima, memaafkan, mengiklaskan, dan menjalani, tidak lupa untuk berpura-pura tertawa walau memikul beban yang begitu berat di umur belasan. Masalah yang begitu berat dalam keluarga begitu berat kurasakan. Percintaan, ya percintaan. namun ungtunglah ada teman yang selalu mensupport dengan sangat baik.
Ini ceritaku, kisahku, hidupku, tentang ku.
Jam di dinding menunjukkan pukul 06.00 pagi. Seorang anak perempuan dengan terburu-burunya bersiap siap pergi ke sekolah karena ini adalah hari senin dimana dia piket kelas dan diadakannya upacara bendera.
“Aya.. Aya.. Aya… tin- tin- tin… cepetan keburu telat nih!” teriak Apri dari luar rumah sambil tidak berhenti memanggil Aya dan memencet bel motornya.
“Iya.. iya.. sebentar-sebentar, mau ambil topi dulu” setelahnya Aya pun berpamitan kepada kedua orang tuanya.
“Aya pamit dulu ya buk,pak”
“Iya hati -hati Aya. Jangan terlalu terburu-buru kAyak ngejar maling aja” ujar kedua orang tuanya sambil bercanda ria
“Pamit dulu juga ya Om,Tante” ujar Apri dari luar rumah
“iya hati-hati ya Apri” ujar Orang tua Aya.
Apri dan Aya pun langsung bergegas kesekolah.Tak lupa kebiasaan mereka adalah bercanda ria,walaupun situasi nya tidak mendukung mereka tetap bergosip dan bercanda ria diatas motor. Ya mereka terlihat begitu akrab karena mereka bersahabat dari kecil. Sesampainya di parkiran sekolah Aya bertemu dengan Dwi dan Tiwi.
“Hai Aya, Apri, tumben baru dateng kalian kan piket ga dimarahin tu nanti?” ujar Dwi.
“Utss diem-diem jangan di cepuin ya sama ketua kelas nya, Mumpung dia belum datang” ujar Aya
“Tumben kalian piket jam segini baru dating?” ujar Tiwi
“Nih Aya lelet banget aku udah nungguin dia dari zaman purbakala”, ujar Apri sambil mengejek
“Eh,enak aja zaman purbakala udah jamuran kali eloo” ujar Aya mereka pun berjalan ke kelas bareng-bareng.
Seperti diketahui mereka sudah menjadi sahabat yang sangat lengket. Mereka bertemu saat mpls sekolah dan kebetulan mereka menjadi satu kelas jadi ga usah heran kalok mereka dijuluki geng 4G.
Sesampainya dikelas:
“Eh maaf ya kita telat, ini biar kita aja yang lanjutin piketnya” ujar Apri dan Aya. Namun kelas sudah bersih dan datang lah Wati si ketua kelas
“Eh kalian berdua telat piket ya? Sini bAyar denda lima ribu seperti di peraturan kelas” ujar Wati.
“Mahal amat! Lagian mereka cuma ga piket satu kali” ujar Tiwi.
“Udah-udah biarin aja,lagian kita salah juga kok” ujar Aya.
“Nih uangnya”, ujar Apri sambil kesal.
Mereka pun berbincang-bincang di bangku masing-masing kebetulan Apri, Aya, Tiwi dan Dwi duduknya berdekatan.
“Eh,, bisa-bisanya ya bAyar denda padahal ga piket satu kali doang, liat tu biasanya si Inka, Ani, Romi, Oka. Juga pernah ga piket tapi ga dipermasalahkan sama si Wati ihh” ujar Dwi sambil kesal.
“Biasa sih, mana berani si Wati gituin mereka” ujar Aya.
‘’Tetep aja si kesel banget aku sama si Wati” ujar Apri.
“Sama aku juga kesel banget tuh, jadi punya dendam pribadi, lama aku sama si Wati-Wati itu” ujar Tiwi sambil melirik kearah Wati.
Tet-Tet-Tet…Bunyi bel masuk kelas. Guru pun memasuki ruangan kelas. Kelas pun dimulai. Jam pun berlalu begitu cepat bel pulang sekolah pun telah berbunyi begitu nyaring.
“Yuk pulang guys saatnya ikut” ujar Dwi.
“Eh-Eh-Eh…Anterin ke kamar mandi dulu yuk, mau kencing kebelet banget “ujar Tiwi.
“Adeh… kebiasaan banget lo nahan pipis, awas anyang anyangan” ujar Aya dilanjutkan oleh Apri “Dasar Tiwi -Tiwi” .
Mereka pun tertawa sambal berjalan pulang.
Sesampainya di rumah Aya terkejut melihat barang-barang pada berantakan dan sepertinya Aya sudah tau apa yang terjadi. Ya, Orang tua Aya bertengkar, Akhir-akhir ini pertengkaran orang tuanya sudah sebagai musik di pagi hari baginya. Jadi dia sudah tidak heran lagi. Aya pun ke kamarnya sambil memutarkan musik dan belajar kebetulan besok ada ulangan harian.
Memang akhir-akhir ini sikap Ibuk Aya berubah drastis, dari yang sering pergi sampai sering telponan sampai larut malam, Aya pun bertanya sesekali namun bukanya menjelaskan Ibuk Aya malah memarahinya. Katanya Aya tidak berhak ikut campur urusannya. Aya pun hanya bisa berpikiran positif saja walau sebenarnya dia tau bahwa Ibuknya sedang menjalin kasih bersama seseorang.
“Tin-Tin-Tin…Aya-Aya-Aya”Ucap Apri dengan nada kencang seperti biasanya.
“Masukin aja motornya pri, aku lagi di kamar mandi” ucap Aya.
“Oke dehh,” Ucap Apri sambil memasukkan motornya ke garasi. Setelahnya, mereka berangkat sekolah menggunakan motor Aya. Tidak lupa juga mereka berpamitan kepada orang tua Aya.
Sesampainya di parkiran sekolah. Aya melihat cowok yang baginya ganteng lalu berkata “Uh cool banget tu cowok”.
“Jangan- Jangan lu naksir ya sama dia cieh cieh” ujar Apri.
“Eh mana ada naksir, orang baru pertama ketemu juga.”
“Aaaaa…..Cieh-ciehhh… huhuyy.”
“Ah yuk ke kelas keburu bel nanti, mau kau disuruh nyabutin rumput hahhahaha”
“Eh… masi jam 07.15 masih ada 25 menit lagi hahahah, bilang aja kau mau ngalihin topik ,hahahha”
“is , apaan sih?”
Mereka pun berjalan ke kelas lalu Aya melihat-lihat Instagram dan betapa terkejutnya dia. Bahwa orang yang tadi dia temui tiba-tiba mengikuti akun Instagramnya. Aya tentu saja begitu senang, dan selama pelajaran berlaku dia senyum- senyum sendiri sampai teman-teman nya keheranan.
“Eh-eh…… kenapa tu, si Aya tiba-tiba senyum senyum sendiri” ucap Tiwi.
“Eh eh kenapa tu si apa tiba-tiba senyum senyum sendiri” ucap tiwi. “Biasa habis ketemu sama crush nya” ujar Apri “hah siapa? Siapa kok aku kagak tau si” ucap Dwi.
“Baru tadi si dia ketemu di parkir tapi kayaknya sih dia naksir sama si Ono” ucap Apri.
“Cieh cieh.. Ayaaa udah mulai cinta cintaan nih” ucap Tiwi. Meraka pun menjahili Aya. Aya pun hanya bisa tertawa sambil menyangkal bel pulang sekolah berbunyi saatnya semua orang pulang ke rumah masing-masing.
Di perjalanan pulang Aya memang merasa tidak enak badan lalu sesampainya dirumah, Aya, “byee.. aku duluan ya. Kamu istrirahat aja dulu! Apa perlu aku telpon in si Arya biar langsung sembuh, wkwkwk” ucap Apri sambil menggoda Aya.
“Is.. apaan si udah aku mau ke kamar dulu, dadahhh”
“Iya deh. si paling Arya wkwk” Arya.. iya itu adalah nama cowok yang tadi di temui oleh Aya. Sesampainya Aya di kamar dia dikejutkan oleh ibunya “Eh Aya udah pulang” ucap ibu Aya sambil memainkan hpnya. “Iya ga enak badan ni Buk, eh Adi mana?”
“Itu dia lagi tidur di kamar badannya panas banget, kamu kenapa kok pucet gitu? sakit?” ucap ibunya.
“Iya nih buk mau kemana buk kok rapi banget”?
“Oh ini rencananya mau ngejenguk bibik yang lagi sakit, kira kira 5 harianlah di sana. Ya… kamu baik-baik ya d isini, jaga adikmu ya!”
“Kok lama banget buk”
“iya terserah ibuklah. Ngatur banget kamu jadi anak” ucap ibunya dengan nada kesal. Memang akhir-akhir ini hubungan Aya sama ibunya lagi kurang baik, ibu Aya pun pergi diantar oleh Ana, namun saat itu entah kenapa Aya menangis dan Adi pun ikut menangis karna tidak mau ditinggal ibu walaupun cuman 5 hari, tapi Aya merasakan ada sesuatu yang berbeda.
Keesokan paginya, tanggal 28 Oktober 2023 Aya tidak masuk sekolah karena dia lagi sakit, dan benar saja yang ditakutkan Aya benar-benar terjadi nomor ibunya tidak bisa dihubungi. Keluarga ibunya pun tidak tau bahwa ibunya Aya kemana. Aya pun langsung menangis dan langsung menelpon Ana “kak ibu kok ga aktif sih, ibu kemana kak?” ucap Aya sambil menangis.
“Iya ibu kemana ya, kakak juga Ga tau Aya, udah jangan nangis nanti ibuk pasti balik kok Ya” ucap Ana sambil menenangkan. Aya pun cerita kepada ketiga temannya sambil menangis. Tentu saja Tiwi, Dwi, Apri sangat kawatir kepada Aya. Mereka pun sampai menelpon Aya beberapa kali, namun saat itu hp Aya lagi di “silent”. Jadi, tidak kedengaran.
Beberapa jam kemudian, Aya ngeh bahwa teman-temannya sangat menghawatirkan dirinya. Akhirnya, dia menceritakan semuanya kepada temannya-temannya. Mereka pun hanya bisa memberikan dukungan dan semangat kepada Aya tapi bagi Aya, itu sangatlah berarti.
Lima hari telah berlalu. Ibu Aya tidak kunjung pulang tentu saja Ayahnya serta adik Aya bertanya-tanya, “ibukmu kemana ya, kok ga pulang-pulang?”
Aya pun hanya bisa menahan air matanya, lalu dia bilang bahwa ibuk hanya menjenguk tante di rumah sakit, kemungkinan akan pulang besok.
Pada keesokan harinya, Aya ada kegiatan pramuka di sekolah. Walaupun dia masih sakit, tapi dia berusaha untuk datang ke sekolah. Semuanya berjalan dengan lancar. Tiba waktunya pulang pramuka, mereka membeli mie Ayam makanan favorit mereka. sAyangnya Tiwi tidak ikut karna lagi sakit. Mereka pun hanya bertiga Aya, Apri dan Dwi. Sesampainya mereka di sana, mereka memesan 2 mie Ayam telor dan 1 bakso.
“Eh Dwi tumben pesen bakso, kau?” tanya Pri.
“Iseng aja sih, soalnya kata orang kalo mie Ayamnya enak pasti baksonya enak” ucap Dwi dengan nada berbisik. Mereka pun bercanda ria sambil menikmati makanan. Tiba-tiba kakak Aya mengirimkan pesan kepada Aya. Itu berisi tentang pernyataan bahwa ibuk Aya memang benar-benar pergi meninggalkan mereka. Aya pun langsung syok dan menangis. Apri dan Dwi pun terkejut sambil menenangkan Aya. Aya belum menceritakannya kepada mereka. Aya hanya terdiam dan tidak mau makan sambil memandang hpnya. Lalu mereka pulang.
Di jalan pulang, Aya menceritakan semuanya kepada Apri, Apri pun hanya bisa menenangkan Aya yang bercerita sambil menangis.
“Udah ya keluarin semuanya disini, jangan kamu pendam-pendam biar kamu tenang Ya”, ucap Apri terlihat cemas.
“Kenapa semua ini harus terjadi Pri, aku ga kuat. Aku ga bisa, bagaimana cara aku ngomong ke Ayah dan Adi, Pri,. Adi masi kecil” ucap Aya sambil menangis sesenggukan.
“Udah ya.. nanti kita healing, kamu bebas nangis sepuasnya di sana, sekarang lap dulu air matamu, diliatin orang dikira aku ngapain kamu Ya”. Aya hanya terdiam.
Sesampainya di rumah, Aya pun sangat lesu sampai-sampai dia tertidur dengan seragam pramuka dengan mata yang bengkak, karna dia menangis terus meneru, sampai sampai dia sakit. Dan trus mengunci diri di kamar. Adiknya pun sesekali bertanya kemana ibunya, “kak Aya ibuk kemana kok belum pulang-pulang katanya cuma 5 hari”.
Aya yang mendengar ucapan tersebut dari mulut adik nya itu hanya bisa terdiam dan berkata,
“Ibuk pasti pulang kok, Di.. mungkin lagi sibuk”
“Kok nomornya ibuk ga aktif ya kak? Aku hubungi kok ga nyambung”, ucap Adi dengan nada yang trus bertanya-tanya.
“Ya mungkin sibuk kali Adi, udah kamu main sana” ucap Aya. Aya pun tak bisa menahan tangisnya. Apa yang akan dia katakan dan bagaimana caranya dia menjelaskan semuanya..sampai sampai Aya trus drop 1 minggu berlalu seolah olah bapak dan adiknya sudah tau bahwa ibuknya ga akan pulang mungkin dari omongan para tetangga atau kakaknya Aya yang sudah menjelaskan nya..
Aya pun berusaha bangkit dia tidak bisa terpuruk dia harus bangkit tapi lagi dan lagi Aya tidak bisa melakukan semua ini dan belum bisa menerima nya. Aya yang dulunya seorang anak manja sekarang harus serba bisa terutama mengurus rumah dan memasak, itu memang sangat sulit bagi Aya. Sampai-sampai dia trus drop bahkan dia sempat kepikiran buat mengakhiri hidupnya, namun ada ketiga sahabatnya yang selalu membuat nya tertawa dan bahagia.
Ulangan tengah semester pun tiba nilai Aya merosot. semuanya dibawah KKM. Aya pun tambah sedih mengapa tuhan memberikan cobaan sepahit ini dan sesulit ini. Berakhirnya ulangan menjadi titik terang bagi Aya. Dia menemukan berbagai pernyataan dan kenyataan bahwa ibunya meninggalkan nya hanya untuk lelaki lain. Di situ, Aya hanya bisa terdiam. Dia bingung mau sedih, kecewa atau malahan benci. Aya yakin Tuhan pasti punya rencana terbaik. Mulai saat itu Aya mulai membiasakan diri untuk mengurus semuanya, walau awal-awal berantakan, tapi semuanya bisa berjalan dengan lancar. Bahkan dia sudah mahir dalam memasak dan mengurus rumah..
Tibanya jeda tengah semester Aya bertemu dengan Arya karna Arya sering main ke kelas Aya dari situ Aya mulai menyukai Arya. Lalu dia meminta nomor telepon Arya kepada temannya yang bernama awan.ternyata keputusan tersebut adalah awal dari hancurnya hati Aya “Eh Wan minta nomor WA nya Arya dong yang kelas IPS 2” ucap Aya sambil memelas.
“Oh Arya… untuk apa tumben-tumbenan kau minta nomor hp cowok” ucap awan dengan keponya.
“Ish kepo deh rahasiaaaa” ucap Aya sambil senyum senyum sendiri “Biasa habis ketemu sama crush nya” ujar Apri
“Hah….. siapa? kok Aku kagak tau si” ucap Dwi
“Baru tadi si,dia ketemu di parkir tapi kayaknya si Aya naksir sama si Ono” ucap Apri.
“Cieh- cieh…. Aya udah mulai cinta cintaan nih” ucap Tiwi
Meraka pun menjahili Aya . Aya pun hanya bisa tertawa sambil menyangkal
Bel pulang sekolah berbunyi saatnya semua orang pulang ke rumah masing-masing. Di perjalanan pulang Aya memang merasa tidak enak badan.
Lalu sesampai nya dirumah Aya
“Byee Aku duluan ya,, lo istrirahat aja dulu,apa perlu Aku telpon in si Arya biar langsung sembuh wkwkwk” ucap Apri sambil menggoda Aya
“Is… Apan si,udah Aku mau ke kamar dulu dadahhh”
‘’Iya deh si paling Arya wkwk” ucap Apri sambil tertawa dan meninggalkan rumah Aya.
Arya iya itu adalah nama cowok yang tadi di temui oleh Aya.
Sesampainya Aya di kamar dia dikejutkan oleh Ibu nya “Eh Aya udah pulang” ucap Ibu Aya sambil memainkan hp nya
“Iya ga enak badan ni buk, eh Adi mana?”
“Itu dia lagi tidur di kamar badannya panas banget, kamu kenapa kok pucet gitu? Sakit?” ucap Ibunya.
“Iya nih buk, mau kemana buk kok rapi banget”?
‘’Oh ini rencananya mau ngejenguk bibik yang lagi sakit. Kira kira lima harian lah disana ya. Kamu baik-baik ya disini jaga adikmu ya!”
“Kok lama banget buk”
“Iya terserah ibuk lah ngatur banget kamu jadi anak”, ucap ibunya dengan nada kesal memang akhir-akhir ini hubungan Aya dengan ibunya lagi kurang baik.
Ibu Aya pun pergi diantar oleh Ana namun saat itu entah kenapa Aya menangis dan Adi pun ikut menangis karna tidak mau ditinggal ibu walaupun cuman 5 hari tapi Aya merasakan ada sesuatu yang berbeda. Keesokan paginya tanggal 28 Oktober 2023, Aya tidak masuk sekolah karena dia lagi sakit, dan benar saja yang ditakutkan Aya benar-benar terjadi nomor ibunya tidak bisa dihubungi. Keluarga ibunya pun tidak tau bahwa ibunya Aya kemana. Aya pun langsung menangis dan langsung menelpon Ana.
“Kak ibu kok ga aktif si,ibu kemana kak?” ucap Aya sambil menangis.
“Iya ibu kemana ya, kakak juga gatau Aya. Udah jangan nangis nanti ibuk pasti balik kok ya” ucap ana sambil menenangkan. Aya pun cerita kepada ketiga temannya sambil menangis tentu Saja Tiwi, Dwi, Apri sangat kawatir kepada Aya. Mereka pun sampai menelpon Aya beberapa kali namun saat itu hp Aya lagi di silent. Jadi tidak kedengaran. Beberapa jam kemudian Aya ngeh bahwa teman-temannya sangat menghawatirkan dirinya.
Akhirnya dia menceritakan semuanya kepada temannya temannya pun hanya bisa memberikan dukungan dan semangat kepada Aya tapi bagi Aya itu sangatlah berarti 5 hari telah berlalu ibu Aya tidak kunjung pulang tentu saja Ayahnya serta adik Aya bertanya-tanya “ibukmu kemana ya kok ga pulang-pulang?”, Aya pun hanya bisa menahan air matanya lalu dia bilang bahwa ibuk hanya menjenguk tante di rumah sakit kemungkinan akan pulang besok.
Pada keesokan harinya Aya ada kegiatan pramuka di sekolah, walaupun dia masih sakit tapi dia berusaha untuk datang ke sekolah. Semuanya berjalan dengan lancar. Tiba waktunya pulang pramuka mereka membeli mie Ayam makanan favorit mereka Ayangnya Tiwi tidak ikut karna lagi sakit mereka pun hanya bertiga Aya, Apri dan Dwi. Sesampainya mereka disana, mereka memesan 2 mie Ayam telor dan 1 bakso,.
“Eh Dwi tumben pesen bakso lo?” tanya Apri.
“Iseng aja si soalnya kata orang kalo mie Ayam nya enak pasti baksonya enak” ucap Dwi dengan nada berbisik mereka pun bercanda ria sambil menikmati makanan tiba-tiba kakak Aya mengirimkan pesan kepada Aya ya itu berisi tentang pernyataan bahwa ibuk Aya memang benar-benar pergi meninggalkan mereka Aya pun langsung syok dan menangis, Apri dan Dwi pun terkejut sambil menenangkan Aya,Aya belum menceritakan nya kepada mereka Aya hanya terdiam dan tidak mau makan sambil memandang hp nya.
Lalu mereka pulang di jalan pulang Aya menceritakan semuanya kepada Apri,Apri pun hanya bisa menenangkan Aya yang bercerita sambil menangis. “udah ya keluarin semuanya disini,jangan kamu pendam pendam biar kamu tenang ya” ucap Apri terlihat cemas “Kenapa semua ini harus terjadi pri aku ga kuat, aku ga bisa, bagaimana cara aku ngomong ke Ayah dan Adi, Pri. Adi masi kecil” ucap Aya sambil menangis sesenggukan
“Udah ya, nanti kita healing, kamu bebas nangis sepuasnya disana. Sekarang lap dulu air matamu!Diliatin orang dikira aku ngapa-ngapain kamu Ya” Aya hanya terdiam.
Sesampainya di rumah, Aya pun sangat lesu sampai-sampai dia tertidur dengan seragam pramuka dengan mata yang bengkak karna dia menangis terus-menerus. Sampai-sampai dia sakit. Dan trus mengunci diri di kamar.
Lalu adiknya pun sesekali bertanya kemana ibunya “kak Aya ibuk kemana kok belum pulang-pulang katanya cuma 5 hari”
Aya yg mendengar ucapan tersebut dari mulut adik nya itu hanya bisa terdiam dan berkata “Ibuk pasti pulang kok, Di. Mungkin lagi sibuk”
“Kok nomornya ibuk ga aktif ya kak, aku hubungi kok ga nyambung” ucap Adi dengan nada yang trus bertanya-tanya.
“Ya mungkin sibuk kali Adi. Udah kamu main sana!” ucap Aya. Aya pun tak bisa menahan tangisnya apa.yang akan dia katakan dan bagaimana caranya dia menjelaskan semuanya. Sampai-sampai Aya trus drop 1 minggu berlalu seolah olah bapak dan adiknya sudah tau bahwa ibuknya ga akan pulang mungkin dari omongan para tetangga atau kakaknya Aya yang sudah menjelaskan nya.. Aya pun berusaha bangkit dia tidak bisa terpuruk dia harus bangkit tapi lagi dan lagi Aya tidak bisa melakukan semua ini dan belum bisa menerima nya.
Aya yang dulunya seorang anak manja sekarang harus serba bisa terutama mengurus rumah dan memasak…itu memang sangat sulit bagi Aya sampai sampai dia trus drop bahkan dia sempat kepikiran buat mengakhiri hidupnya namun ada ketiga sahabatnya yang selalu membuat nya tertawa dan bahagia.
Ulangan tengah semester pun tiba, nilai Aya merosot semuanya dibawah KKM. Aya pun tambah sedih mengapa tuhan memberikan cobaan sepahit ini dan sesulit ini. Berakhirnya ulangan menjadi titik terang bagi Aya dia menemukan berbagai pernyataan dan kenyataan bahwa ibunya meninggalkannya hanya untuk lelaki lain. Aya pun disitu hanya bisa terdiam. Dia bingung mau sedih, kecewa atau malahan benci, Aya yakin Tuhan pasti punya rencana terbaik mulai saat itu. Aya mulai membiasakan diri untuk mengurus semuanya walau awal-awal berantakan tapi semuanya bisa berjalan dengan lancar bahkan dia sudah mahir dalam memasak dan mengurus rumah.
Tibanya jeda tengah semester Aya bertemu dengan Arya karna Arya sering main ke kelas Aya dari situ Aya mulai menyukai Arya. Lalu dia meminta nomor telepon Arya kepada temannya yang bernama Awan. Ternyata keputusan tersebut adalah awal dari hancurnya hati Aya. “Eh wan minta nomor wa nya Arya dong yang kelas IPS 2” ucap Aya sambil memelas.
“Oh Arya untuk apa tumben-tumbenan. kamu minta nomor hp cowok” ucap Awan dengan kepo nya.
“Ish kepo deh, rahasiaaaa” ucap Aya sambil senyum senyum sendiri.