(Karya Edis)
Made tinggal di desa. Dari rumahnya, tampak pemandangan semua yang ada di bawah rumahnya. Sungai berliku, padi menguning menghampar membuat permadani alami.
Di masyarakat, Made dikenal sebagai anak yg baik, penurut. Ia dikenal sebagai anak yang rajin membantu. Bahkan, ia juga sering membantu tetangganya.
Brbeda sekali dengan kenyatannya ketika di rumah. Ia tidak seperti itu. Setiap hari Made hanya bermalas-malasan. Made terkadang membentak ibunya jika ia tidak mendapat yang ia mau. Orang-orang tidak tahu ternyata Made tidak sebaik yang mereka pikir.
Pagi itu Made akan pergi bertemu temannya. Sementara, di sisi lain ibu Made juga meminta bantuan untuk mengantar ibunya untuk membeli obat
“De, ibu mau minta tolong antarkan ibu membeli obat! Obat ibu sudah habis”
“Aduhh ibu ini mereportkan aja, aku mau pergi ketemu teman. Ibu beli saja sendiri!” jawab Made dengan penuh emosi.
Ibu Made hanya terdiam mendengar perkataan anaknya.
Made tidak mengantar ibunya melainkan ia pergi bertemu teman-temannya, Di tengah perjalanan, Made melihat seorang nenek yang terlihat kesulitan membawa barang-barang belanjaannya. Bukannya membantu nenek itu, Made hanya melihat dan berpura-pura tidak melihat apa-apa. Made hanya berkata dalam hatinya,“ Dasar orang tua, bukannya diam di rumah. Masih saja pergi k esana-sini”
Made sudah tiba di tempat temannya. Teman-temannya mengajak mabuk bersama, tapi Made harus memberi uang kepada mereka untuk membeli minuman dan juga rokok. Made tidak punya uang sama sekali, lalu ia pergi kerumahnya dengan wajah kesal dia membentak ibunya,
“Bu, minta uang. Aku uang aku ingin membeli rokok!”
“Ibu udah gak punya uang lagi, tadi sudah ibu belikan obat” jawab ibu Made.
“Dasar ibu tidak berguna, masak uang segitu saja tidak punya” Made memarahi ibunya, lalu pergi ke depan rumahnya. Ketika melihat kearah rumah tetangganya, ia melihat ayam milik tetangganya terlepas, muncul niat buruk didalam diri Made,
“Apa aku curi saja ya ayam itu? Tapi kalau ketahuan, pasti aku akan langsung dihajar oleh warga”
Made terus berpikir apa yang harus dia lakukan. Akhirnya, ia memutuskan mencuri ayam itu dan menjualnya agar mendapat uang untuk membeli minuman dan rokok.
Tidak ada yang melihatnya ketika mencuri ayam tetangganya, namun tetangganya mengetahui kalau ayamnya hilang dikira ayamnya hanya pergi mencari makan ke kebun di sekitar rumahnya. Hari sudah sore ayamnya tidak kunjung pulang, lalu tetangganya bertanya kepada ibu Made,
“Bu, apa ibu melihat ayam saya? Ayam saya tidak ada dari tadi pagi”
“Tidak Pak, saya tidak melihat. Saya sendiri tadi tidak ada di rumah” jawab ibu Made.
Tidak ada yang tahu kemana ayam-ayam itu pergi.
Semakin hari ayam tetanggannya semakin berkurang, tidak ada yg tahu kemana ayam-ayam itu pergi, hingga seorang warga melihat Made membawa ayam miliknya yang akan dijual kepada pembeli ayam. Pemilik ayam itu hanya diam saja, karena dia tidak memiliki bukti untuk melaporkan Made ke polisi.
Made tidak merasa bersalah atas perbuatannya. Semakin hari, Made semakin melawan ibunya.
Suatu hari, ketika Made tertidur lelap, ibunya membangunkan Made dan menyuruhnya segera pergi ke kebun. Tapi Made menolak ia tidak sengaja mendorong ibunya hingga ibunya terjatuh. Ibunya tidak sadarkan dir. Dalam kepanikan, Made segera meminta tolong kepada tetangganya. Segera ibunya dibawa ke rumah sakit, namun tanpa disadari ibu Made sudah tiada.
Made menangis histeris melihat ibunya sudah pergi meninggalkannya selamanya.
“Made…De… dimana kamu, cepat keluar!”
Made terkejut mendengar teriakan ibunya, dia berpikir
“bukannya ibu sudah tiada, lalu itu suara siapa?” Made terburu-buru bangun dari tempat tidurnya.
Ternyata Made hanya bermimpi, ibunya masih ada di dunia ini.
“ternyata hanya mimpi, baguslah ibu tidak meninggal jadi aku tidak perlu merasa bersalah atas perbuatanku kepadanya”
Lalu Made bertanya kepada ibunya
“ada apa bu?”
“bantu ibu nak, ibu tidak bisa memotong kayu ini sendiri, kayu bakar sudah habis ibu harus memasak untuk kamu makan”
“Aduuuhh… ibu ini ngerepotin aja. Begitu aja tidak bisa, dasar perempuan tua”
Made tidak merasa bersalah atas perkataannya, ia pergi meninggalkan ibunya tanpa merasa bersalah.
Ibu Made yang mendengar perkataan anaknya, sangat amat sedih, namun ia tetap menyayangi anaknya. Sakit hatinya melihat anaknya berprilaku seperti itu, namun Ibu Made selalu berusaha memenuhi keinginan anaknya.
Suatu ketika Made berniat mencuri di rumah tetangganya. Made sangat perlu uang dia tidak tahu harus bagaimana.
Made memutuskan untuk mencuri, ketika malam hari Made pergi ke rumah tetangganya dan melakukan aksinya. Made ketahuan oleh pemilik rumah, Made dipukul habis-habisan oleh warga. Ibunya melihat warga yang memukuli anaknya, berusaha menolong anaknya namun tanpa disadari seorang warga yang sudah terbawa emosi mengambil pisau dan berniat untuk menusuk Made. Ibunya yang melihat itu mencoba melindungi Made. namun malang nasibnya. Ibu Made terkena tusukan pisau. Darahnya berceceran. Ibu Made terjatuh pisau itu masih menancap diperut ibu Made.
“IBU……” Made yang melihat itu berteriak dan menghampiri ibunya yang sudah terbaring lemas.
“Maafkan ibu nak, ibu tidak bisa menjadi ibu yang baik untukmu”
“Ibu… Ibu tidak perlu seperti ini. Mengapa ibu mengorbankan nyawa ibu hanya demi aku, mengapa bu…? ” Made menangis di samping ibunya.
Namun penyesalan selalu datang diakhir,nyawa ibu Made sudah tidak bisa diselamatkan. Ini bukan mimpi. ini adalah kenyataan.
Kini Made harus menanggung hasil perbuatannya, Made menyesal. Kini ia harus menerima hukuman akibat tindakan pencurian yang dilakukannya.
Hari demi hari ia lewati dibalik jeruji besi, Made merasa depresi dan terpukul atas kepergian ibunya. Pikiran Made kacau. Made memilih untuk mengakhiri hidupnya. Kini ia sudah tidak merasa bersalah atas kepergian ibunya. Jeruji besi menjadi saksi pilu kepergian Made .
Apakah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Hanya Untuk Mengenal Fasilitas Sekolah?
Masa pengenalan lingkungan sekolah adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh setiap siswa baru yang melangkah ke dunia pendidikan yang baru. Saat langkah pertama menginjakkan kaki di gerbang sekolah, aroma udara segar dan kegembiraan menyambut mereka. Masa pengenalan bukan hanya
BELANTARA (Belajar dan Beradaptasi di Lingkungan Smansabar)
BANYUATIS-SMANSABAR – Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah dalam rangka memperkenalkan para siswa baru pada semua hal yang berhubungan dengan sekolah. Hal ini menjadi ciri khas dari dimulainya tahun ajaran baru dan
Pelantikan Bantara Ambalan Mahadewa Mahadewi
Banyuatis, Smansabar- Pelantikan Bantara dan Dewan Ambalan Mahadewa Mahadewi dilaksanakan pada Sabtu dan Minggu, 2-3 Desember 2023 di DTW Danau Tamblingan. Mengusung tema Peta Perjalanan Kepemimpinan dihadiri oleh Kepala SMA Negeri 1 Banjar, Anggota TNI Koramil Banjar, Wasbimbri,
SMANSABAR Juara 3 Lomba Mading Kabupaten Buleleng
Smansabar (Banyuatis)- Dalam rangka Forkom Attraction and Festival Tahun 2023, SMA Negeri 1 Banjar mengirimkan satu tim lomba mading yang beranggotakan Kadek Elsa Dwipayani (XII MIPA 3), Ketut Angga Pradnyana (XII IBB 2), dan Yudha Kurniawan Immanuel (X-4).
Aku, Kamu Menjadi Kita
(Karya Nadia)Ini bulan Juli tahun 2022, masa MPLS. Caca sudah lulus dari SMP. Ia melanjutkan ke jenjang SMA. Sekolah tujuannya adalah SMA N 1 Banjar. Sebuah sekolah di desa yang dikelilingi hamparan sawah di kaki bukit.Suatu hari, Caca
ANTARA TEMAN DAN CINTA
(Karya Devik)Ketika perempuan dan laki laki menjadi sahabat apakah mungkin diantaranya tidak akan tumbuh sebuah rasa? Rasanya mustahil jika salah satunya tidak menaruh rasa cinta. Hanya saja terkadang takut untuk mengungkapkan seperti kisah Naura dan sahabatnya. Naura adalah