Oleh: Kadek Anggun Cahya Purnami
Indonesia
Negeri elok gagah perkasa
Tanah pusaka nan kaya raya
Bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika
Dalam kuatnya cengkraman Garuda
Tujuh puluh tujuh tahun lebih merah putih menoreh tinta emas membalut sumpah
setia
di balik darah pahlawan yang tercurah tak sia-sia.
Itu janji kita pada tanah kita berdiri
Pada bumi kita pijak
Pada langit nusantara.
Akankah asa bisa kita wujudkan?
Jika engkaulah yang paling benar di balik nama Tuhanmu yang kau propagandakan.
Damai telah terusik
Integrasi telah dicabik
Kau jadikan perbedaan sebagai problematika utama
Terintimidasi radikal pada keutuhan bangsa.
Kalbuku terdayuh kala mendengar kisah sendu dua puluh tahun yang lalu
Ribuan tubuh hangus menjadi abu
Darah dan air mata genangi raga tanpa nyawa
Demi ego dan kekuasaan di atas kepentingannya
Mengapa wahai engkau insan begitu keji tiada hati?
Lupa fungsi akal sebab terganti nafsu yang menguasai.
Akankah
kita biarkan pena menarikan kisah adab mulia jika kau
singkirkan semua karena kami denganmu tidak sama?
Jangan lagi ada dusta di antara kita
Indonesia bukan engkau saja, menahan gempuran dalam sejarah bangsa yang ingin memiliki kita.
Aku adalah suku, agama, dan ras yang berbeda.
Tapi kita adalah Indonesia