( Karya Ni Pt Febriantini Pradevi Adnyani Suci)
Inilah aku, yang selalu menantimu sampai kamu bisa menerimaku di hatimu, hingga suatu saat itu pun terjadi yang dimana kamu datang dan mengatakan kepada ku bahwa aku adalah orang yang kamu cintai dan kau akhirnya menerimaku di hatimu dan memperlakukanku selayaknya wanita yang sangat istimewa di hatimu.
Namaku Febri. Aku kelas XII MIPA 1. Aku adalah siswa sekolah SMA NEGERI 1 BANJAR. Aku siswa yang termasuk cukup aktif di sekolah mulai dari di kelas, organisasi, serta di lingkungan sekolah. Aku tinggal di desa dengan keluargaku, walaupun aku bukan anak orang kaya, tapi aku bersyukur sekali memiliki keluarga begitu akur dan saling melengkapi satu sama lain.
Di pagi hari yang cerah , seperti biasa aku sedang bersiap-bersiap untuk pergi ke sekolah. Setelah selesai bersiap-bersiap, sebelum berangkat, aku tidak lupa untuk berdoa supaya aktivitasku dilancarkan di sekolah dan juga aku tidak lupa berpamitan kepada orang tua ku,
”Bapak, ibuk, aku pergi kesekolah dulu, sampai jumpa”.
“ Ya… baik, hati-hati di jalan ya”, jawab ibuku.
Setelah itu, aku pun berangkat ke sekolah. Sesampainya di sekolah seperti siswa yang lainnya aku akan berkumpul-kumpul bersama teman-temanku, saling bertukar cerita dan informasi sambil menunggu bel pembelajaran dimulai. Tidak lama kemudian bel pelajaran pun berbunyi teett…teeett…”, dan pelajaran pertama pun dimulai.
Setelah jam pelajaran pertama berjalan dengan baik dan berakhirnya jam pemlajaran, bel istirahat pun memanggil, “teettt…teettt…teettt…”. Semua siswa keluar dari kelasnya masing-masing. Aku dan teman temanku juga pergi ke kantin untuk membeli makanan.
”Guys… kantin yuk!, udah laper banget nih” kata Diva.
“Ayuk keh! Iya nih dah laper juga”, kata Ayu.
“Ayuk keh!, sebelum kantin juga rame” Trisna menjawab.
“ Yok gassss!! hehehe” kata Indah dengan semangatnya.
Sewaktu aku dan teman-temanku pergi kekantin, aku melihat seseorang yang aku kaggumi, dia seorang laki laki yang bernama Aldo dari kelas XII MIPA2. Dari dulu, aku memang mengaguminya, bahkan aku selalu melihatnya diam-diam supaya dia tidak mengetahui perasaan ku terhadap dirinya. Aku ingin sekali mengatakan perasaan ku terhadapnya, tapi apakah daya, mental krupukku ini, aku selalu berpikir apakah dia mau menerimaku, sedangkan diluar sana banyak perempuang yang lebih sempurna dari diriku .
Setelah istirahat selesai bel masuk kelas berbunyi “KRINGG…” dan semua siswa kembali masuk ke kelasnya masing-masing. Setelah itu bel pembelajaran selesai, semua siswa pulang ke rumahnya masing-masing.
Setiap pulang sekolah aku selalu melihat Aldo dan membututtinya supaya aku bisa dekat dengannya. Tapi dia selalu pulang terlebih dahulu,”, ya… nggak salah sih, soalnya kelasnya di depan dan dekat dengan gerbang sekolah. Jadi deket deh utuk pulangnya.” Gumamku. Aku mulai menyukai Aldo semenjak kelasku dan kelas dia pernah diminta untuk mengikuti kegiatan paduan suara, di sana aku mulai mengaguminya hingga semakin hari rasa kagum ini berubah menjadi rasa cinta. Dari saat itulah, aku selalu melihatnya diam-diam tanpa dia mengetahui perasaan ku yang sebenarnya. Aku takut setelah dia mengetahui perasaan ku terhadap dirinya ia akan risih dan akan menjahui diriku. Dan, aku juga terkadang merasa setiap aku melihatnya diam-diam dia juga melihatku secara diam-diam, seakan mempunyai perasaan juga terhadap diriku.
“Ah.. Tapi mungkin itu hanya perasaan ku saja padahal dia kan belum mengenalku.” Aku ngomong sendiri.
Hingga suatu hari, kuberanikan diriku untuk mulai mendekatinya dimulai dari aku meminta nomor whatsappnya dari temanku yang sekelas dengan Aldo. Dan temanku pun memberikannya, dan aku pun langsung mengirim pesan kepadanya sebagai tanda pengenalan,
”Halo.. Aldo, save Febri ya!”
Setelah pesan itu terkirim, aku merasa takut pesanku tidak dibalas dan dia tidak mau berteman denganku. Ternyata ketakutanku hanya sekedar saja. Dia membalas pesan ku,
”Oke, akan aku save” dan bahkan dia sangat humble. Disana hatiku merasa senang dan semakin optimis untuk mendapatkannya.
Keesekon harinya, di sekolah aku bertemu dengannya dan kuberanikan diriku untuk berbicara dengannya. Di sana ku melihat dia menggunakan sebuah gelang couple yang sering dipakai anak remaja pacaran zaman sekarang. Aku beranikan diriku untuk bertanya kepadanya dari pada semakin aku pikirkan.
“Aldo, itu yang kau pakek gelang hitam, keknya special banget ya ?” kataku.
“Hmmm…,gimana ya? bisa dibilang iya sih. Hehehe” jawabnya.
“Siapakah orang special yang ada dihatimu itu?” tanyaku lagi.
“Owh…, dia adalah teman SMP ku Feb. Namanya Dara. Dia sekolah di kota” , jawabnya sambil tetrsenyum.
Dan ternyata benar dia sudah mempunyai pacar. Dan ternyata pacarnya tidak sekolah di sini, melainkan di kota. “Pantas saja dia tidak pernah aku lihat dengan seorang perempuan ternyata LDR toh.” Pikirku.
“Owh… begitu ya, semoga langgeng ya!” jawabku dengan hati yang kecewa.
“Iya.. makasih ya… ,kalau begitu aku ke kelas dulu ya! “jawabnya.
“Iya, Aldo”
Jam pulang sekolah pun tiba. Semua siswa bersiap untuk pulang ke rumahnya masing-masing.
Setelah pulang sekolah, hatiku merasa kecewa, “ya gimana nggak kecewa orang yg aku cintai ternyata sudah didapatkan dulu oleh perempuan lain.” Aku ngomel sendiri. Di sana aku meyakinkan diriku bahwa dia memang bukan takdirku. Aku akan move on dari Aldo “apapun caranya,walaupun agak sedih sih, tapi aku yakin aku bisa move on darinya.” Tekadku.
Sebulan kemudian, aku sedang melamun di depan kelasku ”ternyata aku belum bisa move on darinya dan hatiku terus berharap bahwa Aldo akan ku dapatkan. Padahal itukan hal mustahil bahwa dia sudah punya pacar bahkan temannya waktu SMP. Pasti Dara mengenal Aldo lebih baik dari pada aku” kata hatiku. Sewaktu aku sedang begumam dengan hatiku sendiri tiba-tiba Aldo mendatangiiku. Saat dia mendatangi ku, aku tidak tahu perasaan ku harus senang apa sedih.
“ Halo Feb.., sedang apa kau sendiri disini?” kata Aldo.
“Halo Do, nggak ngapain-ngapain kok. Cuma duduk-duduk aja”
“Sudah sebulan kita tidak bertemu ya ? “Tanya Aldo
“Iya Do, kita kan punya kesibukan berbeda, jadi, ya ginilah pasti jarang ketemu” kataku.
“Iya juga hehehe” jawab Aldo.
“ Hmmm, Do gimana hubunganmu dengannya, masih baik, kan?” aku bertanya dengan penuh penasaran.
“ Owh itu, bisa dibilang tidak sih “ kata Aldo sambil menundukan kepala
“Kenapa tidak ?” tanyaku.
“Ya hubungan kami kandas, seminggu yang lalu. Mungkin itu karena kita jarang ketemu. Jangankan ketemu, Saling mengirimkan pesan saja jarang sekali. Dari pada itu dilanjutkan, kan kita berdua yang akan tidak bahagia, dan mungkin di sana ia mendapatkan yang lebih baik dariku, lagi pula kami juga sudah tidak ada rasa suka lagi, tidak seperti dulu” kata Aldo. Dari perkataannya tadi, aku brharap lebih dari yang kupikirkan bahwa ia mendatangiku untuk menyatakan perasaannya kepadaku. Tapi, aku tidak akan pernah berharap lebih yang kedua kalinya.
“Owh begitu,yang sabar ya Do, mungkin itu yang terbaik bagi kalian” jawabku.
“Iya aku tahu itu, sebenarnya aku mendatangimu ke sini aku mau ngomong sesuatu padamu” kata Aldo.
“Ngomong apa Aldo?” tanyaku.
“Sebenarnya… aku suka sama kamu. Semenjak kita bertemu, aku selalu melihatmu diam-diam. Tapi, aku bingung ingin mengatakannya gimana,ya aku takut aja nanti kamu nggak nerimaku. Soalnya, kamu siswa dari klas berprestasi bahkan ikut organisasi. Sedangkan, aku hanya siswa biasa-biasa aja idak ada pengalaman apapun. Ya kali kamu mau sama aku. Makannya aku nggak berani ngungkapinnya. Tapi, sekarang kucoba ngungkapinnya. Apapun jawabanmu, akan kuterima kok”, kata Aldo.
Dari perkataannya itu membuatku terkejut.
“Ternyata firasatku dulu benar. Berarti, sewaktu aku berpikir ketika aku melihatmu diam-diam kamu juga melihatku secara diam-diam. Dan aku ngga pernah menyangka jika kamu juga memiliki persaan yang sama terhadapku” kataku kepada Aldo dengan penuh senang.
“Seriuss??? Berarti kamu mau kan jadi pacarku?
“ Ya maulah, ya kali ku tolak hehe”kataku sambil tersenyuum.
“Asal kamu tahu, aku mencintaimu sebelum aku pacaran dengan Dara, sebenarnya aku ingin meyakinkan diriku bahwa aku tidak akan pernah mendapatkan dirimu. Makanya aku mencoba untuk membuka hatiku pada wanita lain, yang mungkin kuanggap setara bagiku. Seperti itu Feb. Ternyata hubungan yang dipaksakan ternya tidak berjalan lancar ya?” kata Aldo
“ Kenapa nggak dari dulu sih ngomongnya?” aku berbicara sambil tersenyum.
Jujur, di sana hatiku merasa sangat sangat senang dan gembira. Orang yang ingin ku miliki dari dulu ia sendiri datang dan menggugkapkan perasaannya kepadaku. Di sanalah di tempat, tanggal dan bulan ku ingat sebagai kenangan bahwa aku akhirnya bisa mendapatkannya yaitu orang kucintai, Aldo.
Terkadang, yang kita pikirkan tentang orang yang kita cintai bahwa ia tidak memiliki perasaan terhadap diri kita sedangkan kita mempunyai perasaan terhadapnya, tetapi terkadang pikiran itu salah. Sebenarnya, rasa insecure kita terhadap orang-orang disekitarnya yang membuat kita merasa seperti itu.